Mamalia laut yang sehat adalah refleksi dari laut yang sehat.
Sebagai negara kepulauan, perairan Indonesia merupakan salah satu jalur migrasi tersibuk di dunia bagi mamalia laut. Dari 128 spesies mamalia laut yang tercatat ada di bumi, 35 antaranya berada di Indonesia.
Kehadiran mamalia laut ini penting bagi keseimbangan ekosistem laut dan memberikan kontribusi signifikan bagi manusia dan berbagai makhluk lainnya. Salah satu dari mamalia laut itu adalah paus sperma. Kotoran paus ini mampu menyerap karbon yang ada di lautan. Namun, kelangsungan hidup paus sperma dalam beberapa tahun terakhir telah terganggu.
Kementerian Kelautan dan Perikanan Indonesia mencatat dalam rentang 2015 hingga Februari 2021 terdapat 970 mamalia laut yang ditemukan terdampar di pesisir pantai Indonesia. Mamalia laut yang terdampar di perairan dangkal itu hanya mampu bertahan selama satu hingga dua hari. Setelah itu, tubuh mereka mulai terpengaruh oleh gravitasi bumi. Sinar matahari perlahan-lahan mulai membakar dan menyebabkan dehidrasi serta disfungsi organ dalam.
Di Provinsi Aceh, sepanjang 2016 dan 2017 lalu, paus sperma yang terdampar berjumlah 11 ekor, baik dalam keadaan hidup maupun mati. Ironisnya, paus ini tercatat sebagai hewan yang terancam punah.
Selama rentang 1800 hingga 1980, hampir dua abad lamanya, paus sperma telah menjadi target perburuan untuk komersialisasi. Inilah salah satu penyebab menyusutnya populasi paus sperma di dunia. Kemudian, International Whaling Commission (Komisi Perburuan Paus Internasional) pada 1986 memberlakukan moratorium untuk perburuan paus sperma. Sejak moratorium itu dikeluarkan, populasi paus sperma terus bertambah. Tapi, bukan itu saja yang menjadi masalah kelangsungan hidup paus sperma saat ini.
Selain penyakit, predator laut lainnya, kebisingan, aktivitas perikanan, tabrakan kapal, polusi laut, gempa dasar laut, ganggang laut serta badai matahari sebagaimana dicatat oleh Whale Stranding Indonesia (WSI), perubahan iklim juga tak bisa ditampik telah ambil bagian sebagai penyebab tersesatnya mamalia laut ke daratan.
Berubahnya iklim telah menyebabkan cuaca menjadi kian buruk yang berdampak pada gelombang tinggi, berubahnya suhu air, dan menggeser rentang geografis. Hal-hal itu kemudian mempengaruhi pola migrasi mamalia laut. Konsekuensinya adalah terdampar ke perairan dangkal, kemudian mati.
Juara II Lomba Foto Cerita Kisah-kisah Perubahan Iklim
Foto dan Teks oleh Fahreza Ahmad
Penyunting Teks: Tim Iklimku